Tradisi Hari Raya Di Indonesia



­­MAKALAH
ILMU BUDAYA SOSIAL


“Tradisi Mudik Hari Idul Fitri Bangsa ­Indonesia”






Disusun Oleh :

Alif Dio Awaludin (50415539)



                                                                                                                             



KELAS 1IA22
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
ATA 2015/2016


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia-Nya makalah ini dapat diselesaikan. Saya berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai tradisi hari raya Di Indonesia. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapa pun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.


Bekasi,10 Agustus  2016
Penulis
                                                                                                                 


Alif Dio Awaludin




DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
I.2 Rumusan Masalah
I.3 Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Mudik
B.     Faktor Penyebab Terjadinya Mudik
C.     Dampak Positif dan Negati Mudik Lebaran
D.    Tujuan Mudik Saat Hari Raya
BAB III PENUTUP
a.       Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN

I.1  Latar Belakang
Setiap menjelang hari raya Idul Fitri dan hari besar keagamaan lain khususnya di Indonesia selalu diramaikan dengan fenomena mudik lebaran atau yang biasa disebut pulang kampung. Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia sudah menjadi tradisi mutlak yang harus dilakukan menjelang lebaran dan hari besar lainnya. Mudik juga sudah menjadi budaya rutin masyarakat di Indonesia karena pada saat mudik tersebut dapat bertemu dengan sanak saudara dan orang tua yang jauh dari perantauan
I.2  Rumusan Masalah
Beberapa permasalahan yang akan dibahas oleh penulis dalam makalah ini yaitu :
A.    Apa yang dimaksud dengan mudik?
B.     Apa yang menyebabkan masyarakat melakukan mudik?
C.     Apa saja dampak positif dan negatif yang ditimbulkan oleh mudik lebaran?
D.    Apa yang menjadi tujuan dan makna mudik?
I.3  Tujuan
Adapun maksud dan tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Mengidentifikasi pengertian tradisi mudik di Indonesia.
2.      Mengetahui faktor-faktor penyebab masyarakat Indonesia melakukan mudik.
3.      Menganalisis dampak positif dan negatif yang ditimbulkan oleh mudik
4.      Mengetahui tujuan mudik di Indonesia.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Mudik


Menurut KBBI Mudik berasal dari kata ‘udik’ yang diartikan sebagai sungai yang sebelah atas (arah dekat sumber); (daerah) di hulu sungai. kemudian secara lebih luas lagi ‘udik’ diartikan menjadi desa; dusun; kampung (lawan kota). Dari akar kata ‘udik’ inilah KBBI mendefinisikan ‘mudik’ menjadi (berlayar, pergi) ke udik (hulu sungai, pedalaman) atau lebih luasnya dimaknai pulang ke kampung halaman.
Dahulu antara mudik dan lebaran tidak memiliki kaitan satu sama lain. Dalam bahasa Jawa ngoko, Mudik berarti ‘Mulih dilik’ yang berarti pulang sebentar saja. Namun kini, pengertian Mudik dikaitkan dengan kata ‘Udik’  yang artinya kampung, desa atau lokasi yang menunjukkan antonim dari kota. Lantas pengertian ini ditambah menjadi ‘Mulih Udik’ yang artinya kembali ke kampung atau desa saat lebaran.
Orang ‘udik’ itu dulu nya adalah sebutan orang betawi untuk pendatang-pendatang yang kebanyakan berasal dari Jawa (sebelah timur Jakarta). Biasanya kaum pendatang yang kebanyakan dari Jawa itu selalu pulang ke kampung halamannya saat hari raya, bila ada keperluan penting, atau karena pekerjaannya di Jakarta sudah selesai. Dan para pendatang itu menyebut dengan istilah pulang kampung. Jadi itulah yang mungkin menyebabkan ada istilah orang kampung disebut sebagai orang udik. Yaitu karena mereka pergi ke kampung halamannya yang ada di timur (udik).
Tradisi "mudik" pada dasarnya merupakan wujud cinta kampung halaman dimana orang-orang desa yang mengadu nasib merantau jauh ke kota besar kembali ke kampung halaman masing-masing. Banyak di antara mereka telah meraih sukses di ibu kota tetapi mereka tetap ingat kampung halaman atau tempat kelahiran masing-masing hingga menyempatkan mudik.
Yang menjadi faktor terjadinya mudik adalah keinginan para perantau di ibu kota dan kota-kota besar lainnya untuk kembali ke kampung halaman saat hari raya, keinginan untuk berkumpul dan bertemu orang tua dan saudara di kampung halaman, mengikuti tradisi dari tahun ke tahun setiap menjelang lebaran para pendatang di ibu kota selalu pulang ke kampung halaman.


B.    Faktor Penyebab Terjadinya Mudik


Ada beberapa faktor yang menyebabkan masyarakat melakukan tradisi mudik setiap tahunnya, yaitu pertama, arus migrasi dari desa ke kota yang terus terjadi. Ini tidak terlepas akibat masih terjadinya ketimpangan pembangunan antara desa dengan kota. Implementasi otonomi daerah tampaknya masih belum cukup untuk membendung arus migrasi dari desa ke kota. Solusi terbaik untuk mengatasi problem ini adalah mengimplementasikan pembangunan berkonsep tata ruang agar pembangunan di berbagai wilayah dapat berjalan selaras. Tanpa kebijakan demikian, kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah seperti Operasi Penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL), Operasi Yustisi Kependudukan (OYK) tidak akan menyelesaikan masalah bahkan justru akan menuai masalah baru. Kedua, adalah suatu kenyataan bahwa tradisi mudik telah menjadi budaya yang memiliki muatan-muatan psiko-sosial disamping muatan religius. Faktor kedua inilah yang tampaknya sulit untuk dirubah karena menyangkut budaya yang telah mengakar kuat pada masyarakat Indonesia.
Apapun bentuknya, tradisi mudik lebaran merupakan sebagian warisan turun temurun budaya bangsa yang akan tetap lestari sepanjang masa seiring dengan sebagian kebutuhan hidup manusia berupa interaksi sosial, sosialisasi dan budaya itu sendiri. Lebih dari itu merupakan perpaduan yang tak ada duanya dengan ritual agama yang dianut oleh sebagian besar anak bangsa. Sungguh suatu momentum yang luar biasa seandainya juga dipakai sebagai upaya memupuk rasa kesetiakawanan sosial dan saling menghormati atau solidaritas antar umat seagama yang berbeda aliran bahkan antar agama berlainan yang konon terkesan semakin rapuh.

C.    Dampak Positif dan Negatif Mudik Lebaran


Aspek positif dari tradisi mudik lebaran yaitu semangat kekeluargaan, dan saling memaafkan sebenarnya dapat dikemas sebagai sebuah modal sosial untuk membantu mengatasi krisis kepercayaan yang menjadi persoalan bangsa ini. Krisis kepercayaan yang dihadapi oleh bangsa ini sudah sedemikian akut, tidak sekedar krisis kepercayaan antara dunia luar terhadap negeri ini, melainkan juga krisis kepercayaan internal antara rakyat terhadap pemerintah, elite-elite politik maupun para pemimpin agama. Maraknya separatisme disintegrasi, konflik bernuansa SARA, macetnya dialog antar elite merupakan contoh dari krisis kepercayaan tersebut. Sebuah bangsa yang mengalami krisis kepercayaan akan sulit mengembangkan jaringan ekonomi dan birokrasi yang sehat, efisien dan tahan lama karena tidak ada kekuatan yang saling menghubungkan dan menyangganya. Mengingat pentingnya unsur kepecayaan sebagai komponen dasar bagi sebuah pemerintahan yang demokratis, maka momentum lebaran tahunan ini akan menjadi lebih bermakna dan tidak sekedar menjadi ritual belaka ketika semua elemen masyarakat menyadari tentang arti penting semangat kekeluargaan yang menjadi inti dari tradisi mudik lebaran ini. Dalam hal inilah sangat penting untuk menggugah kesadaran masyarakat untuk membangun semangat kekeluargaan dan saling memaafkan. Semangat kekeluargaan tersebut harus dibangun dari lingkup yang paling kecil yaitu keluarga, masyarakat kemudian ke lingkup yang paling luas yaitu negara.
Meskipun tradisi mudik lebaran membawa dampak positif yakni menambah solidaritas kekeluargaan semakin kuat, akan tetapi tradisi ini juga membawa dampak negatif bagi kota maupun desa. Bagi kota, tradisi mudik adalah awal dari persoalan pembangunan kota, karena pada umumnya jumlah penduduk yang melakukan arus balik lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk yang melakukan arus mudik.


D.    Tujuan Mudik Pada Saat Hari Raya


Tujuan mereka mudik sebenarnya, untuk menyambung dan mempererat tali persaudaraan. Tidak hanya untuk mempererat tali persaudaraan, dengan melakukan mudik ke kampung halaman mereka juga berharap dapat melepas rindu pada suasana dan indahnya masa kecil. Selain itu, setelah berkumpul bersama handai tolan, melakukan libur dengan keluarga besar ke tempat wisata, bisa menjadi kegiatan menyenangkan yang bisa dilakukan. 
Seperti keluarga saya, yang mudik ke sebuah kota yang banyak memiliki tempat wisata. Hal ini dapat memudahkan kami, untuk memilih tempat wisata dalam rangka menikmati liburan Hari Raya Idul Fitri.


BAB III
PENUTUP

a.      Kesimpulan
Tradisi mudik memang sudah menjadi agenda tahunan masyarakat indonesia yang dilakukan secara rutin menjelang hari raya lebaran. Secara tidak langsung mudik sudah menjadi kebudayaan masyarakat indonesia karena dilakukan secara turun temurun dan rutin setiap tahun. Bahkan masyarakat Indonesia sendiri banyak yang tidak menyadari bahwa tradisi mudik yang selama ini dilakukan telah menjadi kebudayaan khas dari bangsa indonesia yang tidak dimiliki bangsa lain.
Mudik berpengaruh terhadap kehidupan sosial di Indonesia yang merupakan peristiwa sosial terbesar karena melibatkan interaksi manusia yang sangat banyak atau mobilisasi masyarakat terbesar tanpa ada komando. Sedangkan untuk kehidupan ekonomi, mudik menggerakkan secara lebih cepat roda perekonomian sehingga dapat memberikan pemerataan ekonomi di seluruh Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Mawardi dan Nur Hidayati. 2007. Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Budaya Dasar (IAD, ISD, IBD) untuk UIN, STAIN, PTAIS. Bandung : Pustaka Setia
Setiadi, M. Elly, dkk. 2007. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Edisi Kedua. Jakarta : Kencana 
http://socialpolitic-article.blogspot.com/2009/03/fenomena-ritus-mudik-lebaran.html
http://www.beritaindonesia.co.id/visi-berita/makna-mudik-lebaran
http://www.nurulfitri.com/2016/07/inilah-alasan-orang-mudik.html
http://www.radarbanten.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=58302
http://sigitarisetiawan.blogspot.com/2016/07/tradisi-mudik-hari-idul-fitri-bangsa.html
 

Comments

Post a Comment

Popular Posts